Minggu, 05 Juni 2016

PEMBELAJARAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL DI SEKOLAH DASAR

Ilmu pngetahuan sosial (IPS) adalah ilmu pengetahuan yang mengkaji berbagai disiplin ilmu sosial dan humaniora serta kegiatan dasar manusia yang dikemas secara ilmiah dalam rangka memberikan wawasan dan pemahaman yang mendalam kepada peserta didik, khusunya di tingkat dasar dan menengah. Luasan kajian IPS ini mencakup berbagai kehidupan yang beraspek majemuk baik hubungan sosial, ekonomi, psikologi, budaya, sejarah, maupun politik, semuanya dipelajari dalam ilmu sosial ini.

Segala sesuatu yang berhubungan dengan aspek sosial yang meliputi proses, faktor, perkembangan, permasalahan, semuanya dipelajari dan dikaji dalam sosiologi, aspek ekonomi yang meliputi perkembangan, faktor dan permasalahannya dipelajari dalam ilmu ekonomi. Aspek budaya dengan segala perkembangan dan permasalahannya dipelajari dalam antropologi. Aspek sejarah yang tidak dapat dipisahkan dengan kehidupan manusia dipelajari dalam ilmu sejarah. Begitu juga dengan aspek geografi yang memberikan karakter ruang terhadap kehidupan masyarakat dipelajari dalam ilmu geografi.

Hakikat pendidikan IPS itu hendaknya dikembangkann berdasarkan realita kondisi sosial budaya yang ada di lingkungan seiswa sehingga dengan ini akan dapat membina warga Negara yang baik yang mampu memahami dan menelaah secara kritis kehidupan sosial di sekitarnya, serta mampu secara aktif berpartisipasi dalam lingkungan kehidupan, baik di masyarakatnya, Negara, maupun dunia.

Tujuan utam pembelajaran IPS adalah untuk mengembangkan potensi peserta didik agar peka terhadap masalah sosial yang terjadi di masyarakat, memiliki sikap mental positif terhadapa perbaikan segala ketimpangan yang terjadi, dan terampil mengatasi setiap masalah yang terjadi sehari-hari baik yang menimpa dirinya sendiri maupun yang menimpa masyarakat.

Pendidikan IPS merupakan salah satu mata pelajaran yang dapat memberikan wawasan pengetahuan yang luas mengenai masyarakat lokal maupun global sehingga mampu hidup bersama-sama dengan masyarakat lainnya. Untuk mencapai tujuan tersebut, sekolah dasar sebagai lembaga formal dapat mengembangkan dan melatih potensi diri siswa yang mampu melahirkan manusia yang handal, baik dalam bidang akademik maupun dalam aspek moralnya.
Perlu disadari bersama oleh para guru, khususnya, guru sekolah dasar yang memegang mata pelajaran IPS, bahwa pembelajaran IPS hendaknya dapat membantu murid untuk memperoleh keterampilan yang dibutuhkan untuk mengenal dan memecahkan masalah, menganalisis, menyampaikan pendapat dan membuat suatu keputusan yang rasional sehingga dapat membantu memecahkan masalah. Selain itu, menurut Nursid Sumaatmadja (2001:24), dengan pembelajaran IPS ini diharapkan dapat menyiapkan anggota masyarakat di masa yang akan datang, mampu bertindak secara efektif. Selanjutnya Nursid mengatakan, nilai-nilai yang wajib dikembangkan dalam pendidikan IPS, antara lain: nilai edukatif, praktis, teoritis, filsafat dan kebutuhan.

Melalui pembelajaran ini hendaknya dapat membantu peserta didik memperoleh ide, informasi, keterampilan, nilai, dan cara berfikir. Melalui belajar, siswa mampu mengekspresikan dirinya, mengetahui cara-cara belajar yang baik dan benar dengan arahan dan bimbingan guru. Dalam proses pembelajaran, secara implicit terdapat kegiatan memilih, menetapkan, mengembangkan metode untuk mencapai hasil pembelajaran yang diinginkannya. Pemilihan, penetapan, dan pengembangan metode didasarkan pada kondisi siswa, kegiatan-kegiatan ini pada dasarnya merupakan inti dari perencanaan pembelajaran. Dalam hal ini, istilah pembelajaran memiliki hakikat perencanaan-perencanaan atau perancangan (desain) sebagau upaya untuk membelajarkan siswa. Itulah sebabnya dalam belajar, siswa tidak hanya berinteraksi dengan guru sebagai salah satu sumber belajar, tetapi berinteraksi juga dnegan keselluruhan sumber  belajar yang lain. Oleh karena itu, pembelajaran menaruh perhatian pada “bagaimana membelajarkan siswa”, dan bukan pada “apa yang dipelajari siswa”. Dengan demikian, pembelajaran menenmpatkan siswa sebagai subjek bukan sebagai objek. Oleh karena itu, agar pembelajaran dapat mencapai hasil yang optimal, guru perlu memahami karakteristik siswa.



0 komentar:

Posting Komentar