Minggu, 12 Juni 2016

Pembelajaran Bahasa Indonesia di SD

Salah satu keterampilan yang diharapkan dimiliki oleh siswa dari sekolah dasar ini adalah keterampilan berbahasa yang baik, karena bahasa merupakan modal terpenting bagi mausia. Dalam pengajaran bahasa Indonesia, ada empat keterampilan berbahasa yang harus dimiliki olesh siswa, keterampilan ini, antara lain: mendengarkan, berbicara, membaca, dan menulis. Keempat aspek ini saling terkait antara satu dengan yang lainnya. Bagaimana seorang anak akan bisa menceritakan seauatu setelah ia membaca ataupun setelah ia mendengarkan. Begitupun dengan menulis. Menulis tidak lepas dari kemampuan menyimak, membaca dan berbicara anak, sehingga keempat aspek ini harus senantiasa diperhatikan untuk meningkatkan kemampuan siswa.

Pembelajaran bahasa Indonesia, terutama di sekolah dasar tidak akan terlepas dari empat ketrampilan berbahasa, yaitu menyimak, berbicara, membaca dan menulis. Kemampuan berbahasa bagi manusia sangat diperlukan. Sebagai makhluk sosial, manusia berinteraksi, berkomunikasi dengan manusia lain dengan menggunakan bahasa sebagai media, baik berkomunikasi menggunakan bahasa lisan, juga berkomunikasi menggunakan bahasa tulisan. Keterampilan berbahasa yang dilakukan manusia yang berupa menyimak, berbicara, membaca dan menulis yang dimodali dengan kekayaan kosakata, yaitu aktivitas intelektual, karya otak manusia yang berpendidikan. Kita mengetahui kemampuan manusia berbahasa bukanlan instinct, tidak dibawa anak sejak lahir, melainkan manusia dapat belajar bahasa sampai terampil berbahasa, mampu berbahasa untuk kebutuhan berkomunikasi.

Kemampuan berbahasa lisan meliputi kemampuan berbicara dan menyimak sedangkan kemampuan bahasa tulisan meliputi kemampuan membaca dan menulis. Pada saat manusia berkomunikasi secara lisan, maka ide-ide, pikiran, gagasan, dan perasan dituangkan dalam bentuk kata dengan tujuan untuk dipahami oleh lawan bicaranya. Demikian pula pada saat anak memasuki usia TK (taman kanak-kanak) mereka dapat berkomunikasi dengan sesamanya dalam kalimat berita, kalimat tanya, kalimat majemuk, dan berbagai bentuk kalimat lainnya. Pada usia ini, anak dianggap telah memiliki kosakata yang cukup untuk mengungkapkan yang dipikirkan, dn dirasakannya. Mereka lebih mengungkapkan dalam bentuk lisan dibandingkan tulisan. Pola bahasa yang digunakannya masih merupakan tiruan bahasa orang dewasa.

Ketika anak memasuki sekolah dasar, anak-anak akan terkondisikan untuk mempelajari bahasa tulis. Pada masa ini, anak dituntut untuk berfikir lebih dalam lagi kemampuan berbahasa anak pun mengalami perkembangan.

Menulis sebagai ketrampilan seseorang (individu) mengomunikasikan pesan dalam sebuah tulisan. Keterampilan ini berkaitan dengan kegiatan seseorang dalam memilih, memilah, dan menyusun pesan untuk ditransaksikan melalui bahasa tulis. Menurut Cahyani dan Hodijak (2007), pesan yang ditransaksikan itu dapat berupa wujud ide (gagasan), kemampuan, keinginan, perasaan, atau informasi. Selanjutnya, pesan tersebut dapat menjadi isi sebuah tulisan yang ditransaksikan kepada pembaca. Melalui sebuah tulisan, pembaca dapat memahami pesan yang ditransaksikan serta tujuan penulisan.

Anak-anak TK yang berusia sekitar lima sampai enam tahun memiliki kemampuan dalam menghasilkan cerita. Pada usia ini, sebaiknya kemampuan bercerita anak diasah agar mereka dapat dengan leluasa mengungkapkan pikiran dan perasaannya terungkap dalam bentuk cerita. Cerita yang diungkapkan masih kurang jelas karena plotnya yang tidak runut. Pada umumnya, yang mereka hasilkan adalah cerita yang erat kaitannya dengan kehidupan sehari-hari, misalnya lingkungan tempat mereka tinggal.

Pada saat anak-anak memasuki usia tujuh tahun, anak dapat membuat cerita yang lebih teratur. Mereka dapat menyusun cerita dengan cara mengemukan masalah, rencana pemecahan masalah, dan menyelesaikan masalah. Adapun pada saat anak-anak memasuki kelas dua sekolah dasar diharapkan anak-anak dapat bercerita.

0 komentar:

Posting Komentar