Jumat, 03 Juni 2016

CARA EFEKTIF MENDIDIK DAN MENDISIPLINKAN ANAK

Disiplin secara luas dapat diartikan sebagai semacam pengaruh yang dirancang untuk membantu anak agar mampu menghadapi tuntutan dari lingkungan. Masalah disiplin di dunia pendidikan tidak dapat dilihat terlepas dari pertumbuhan disiplin anak sejak dini di rumah, kualitas emosional yang sudah menjadi kebiasaan akan ikut menentukan bagaimana ia menyesuaikan dirinya. Kemudian di sekolah dan berlanjut di masyarakat sebagai dasar yang diperoleh sebelumnya. Oleh karena itu, amatlah penting memahami dahulu psikologi perkebangan anak sebelum ia memasuki sekolah, prinsip dan asas pertumbuhannya yang berkenaan erat dengan kebutuhannya, ketergantungan kepada orang lain serta kesan-kesan pertama yang meletakkan pola perasaan dalam tumbuh kembang pribadinya, yang kemudian menjadi pola perasaan yang habitual yang akan menjadi dasar untuk menempa disiplin di sekolah.

Sesungguhnya seorang anak membutuhkan perasaan tersebut untuk tumbuh kembang dengan caranya sendiri. Namun, pada hakikatnya, seorang anak dan setiap orang membutuhkan disiplin. Ini hanyalah satu di antara berbagai paradoks dalam perkembangan. Seseorang tidak dapat menikmati kebebasannya kalau ia tidak  mengorbankan  beberapa segi dari kebebasan tersebut. Orang tua dan guru harus membantu anak belajar menikmati kebebasan itu, tetapi jug harus dapat melarangnya pada saat yang diperlukan, sebagai suatu keseimbangan antara kebebasan dan larangan yang merupakan suatu integrasi yang akan membawanya pada rasa aman yang dicarinya. Bila kebebasan itu ia alami tanpa batas, ia akan merasa tak pasti dan taka man.

Tujuan disiplin bukan untuk melarang kebebasan atau mengadakan penekanan, melainkan memberikan kebebasan dalam batas kemampuannya untuk ia kelola. Sebaliknya, kalau berbagai larangan itu amat ditekankan kepadanya, ia akan merasa terancam dan frustasi serta memberontak, bahkan akan mengalami rasa cemas yang merupakan suatu gejala yang kurang baik dalam pertumbuhan seseorang. Tanpa disiplin, tanpa mengetahui apa yang boleh dan apa yang tidak boleh, seorang anak pada umumnya tidak akan bertahan dalam kehidupan.

Sekolah yang memperlakukan peraturan ketat tanpa meletaakkan kualitas emosional yang dituntut dalam hubungan interpersonal antar guru dengan murid dan sesama murid ataupun sesama guru akan menimbulkan rasa tak aman, ketakutan, serta keterpaksaan dalam perkembangan anak. Tetapi sebaliknya, sekolah yang dapat memperlakukan peraturan secara rapi yang dilandasi oleh kualitas emosional yang baik dalam hubungan guru dan murid atau manusia lainnya, akan menghasilkan ketaatan yang sopan.
Disiplin membantu anak menyadari apa yang diharapkan dan apa yang tidak diharapkan darinya, dan membantunya bagaimana mencapai apa yang diharapkan darinya tersebut. Disiplin terjadi bila pengaruh diberikan oleh seseorang yang memberikan rasa aman dan tumbuh dari pribadi yang berwibawa serta dicintai, bukan dari orang yang ditakuti dan berkuasa.



Seseorang yang hidup di masyarakat harus berkembang sepanjang hayat dengan peraturan dan kebiasaan teratur dari lingkungannya. Seorang anak yang di rumah kurang memeroleh pendidikan dan kebiasaan untuk taat pada disiplin, akan harus memenuhi hukuman dari sekolah bila melanggar berbagai peraturan. Hukuman itu diperolehnya dari orang berbeda dari lingkungan keluarga. Hal ini sudah pasti akan menimbulkan kesenjangan dalam membina pola emosional yang positif untuk menjadi kebiasaan.


Semua peraturan disiplin akan menjadi kebiasaan-kebiasaan yang baik bila dalam melaksanakan berbagai peraturan terwujud kondisi yang memberikan kesempatan kepada anak untuk berkembang dan berbuat sesuatu sesuai kemampuannya. Bahkan akan berkembang menjadi disiplin diri bila peraturan itu dipegang secara konsisten.

0 komentar:

Posting Komentar