Selasa, 31 Mei 2016

PERAN GURU DALAM PEMBELAJARAN

Mengingat pentingnya pendidikan dasar sebagai tonggak awal peningkatan SDM, banyak pihak menaruh perhatian bahwa pendidikan dasar adalah jembatan bagi upaya peningkatan pengembangan SDM bangsa untuk dapat berkompetensi dalam skala regional dan internasional. Di samping itu, juga sekolah dasar merupakan landasan bagi pendidikan selanjutnya. Mutu pendidikan menengah dan pendidikan tinggi tergantung kepada dasar kemampuan dan keterampilan yang dikembangkan sejak tingkat sekolah dasar. Mutu pendidikan yang baik di tingkat sekolah dasar akan menghasilkan di tingkat secara sistematik mutu pendidikan pada jenjang pendidikan selanjutnya. Oleh karena itu, pada tingkat sekolah dasar sangat memungkinkan untuk dikembangkan usaha dalam perubahan mutu pendidikan, hal ini dilakukan melalui penataan kelembagaan, pengelolaan, dan peningkatan mutu pendidikan.

Guru sebagai ujung tombak dalam pelaksanaan pendidikan merupakan pihak yang sangat berpengaruh dalam proses pembelajaran. Kepiawaian dan kewibawaan guru sangat menentukan kelangsungan proses belajar di kelas maupun efeknya di luar kelas. Guru harus pandai membawa siswanya kepada tujuan yang hendak dicapai. Ada beberapa hal yang membentuk kewibawaan guru, antara lain: penguasaan materi yang diajarkan, metode mengajar yang sesuai dengan situasi dan kondisi siswa, hubungan antar-individu baik dengan siswa maupun antar sesama guru dan unsur lain yang terkait dalam proses pendidikan seperti administrasi, kepala sekolah, dan tata usaha serta masyarakat sekitarnya, pengalaman dan ketrampilan guru itu sendiri.



Namun sayangnya sebagaimana dilaporkan oleh Solihatin Raharjo (2007), menyebutkan bahwa dalam pembelajaran sekolah dasar saat ini, guru masih menganggap siswa sebagai objek, bukan sebagao subjek dalam pembelajaran sehingga guru dalam proses pembelajaran masih mendominansi aktivitas belajar. Siswa hanya menerima informasi dari guru secara pasif. Selanjutnya, Solihatin menyebutkan kelemahan-kelemahan di lapangan, antara lain ditemukan sebagai berikut :
  1. Model pembelajaran konvensional/ceramah
  2. Siswa hanya dijadikan objek pembelajaran
  3. Pembelajaran yang berlangsung cenderung tidak melibatkan pengembangan pengetahuan siswa karena guru selalu mendominasi pembelajaran akibatnya proses pembelajaran sangat terbatas sehingga kegiatan pembelajaran hanya diarahkan pada mengetahui, kea rah pengembangan aspek kognitif dan mengabaikan aspek afektif serta psikomotorik
  4. Pembelajaran bersifat hafalan semata sehingga siswa kurang bergairah dalam belajar
  5. Dalam proses pembelajaran, proses interaksi searah hanya dari guru ke siswa


Salah satu upaya mengatasi permasalahan ini, guru harus mampu merancang model pembelajaran yang bermakna bagi siswa. untuk itu, guru harus kreatif dalam mendesain model pembelajaran yang memungkinkan siswa dapat berpartisipasi, aktif, kreatif terhadap materi yang diajarkan. Dengan cara demikian, diharapkan siswa dapat memahami materi yang diberikan dan mencapai pembelajaran bermakna.


Pentingnya merancang model pembelajaran yang bermakna ini karena fungsi utama setiap pelajaran di sekolah dasar, yaitu mengembangkan pengetahuan, nilai, dan sikap serta keterampilan sosial siswa untuk dapat menelaah kehidupan sosial yang dihadapi sehari-hari serta menumbuhkan rasa bangga dan cinta terhadap perkembangan masyarakaat Indonesia sejak masa lalu hingga masa kini sedangkan tujuannya agar siswa mampu mengembangkan pengetahuannya, nilai dan sikap serta ketrampilan sosial agar siswa merasa bangga sebagai  angsa Indonesia.

Diringkas dari buku TEORI BELAJAR DAN PEMBELAJARAN 
Karya Drs. Ahmad Susanto, M.Pd

0 komentar:

Posting Komentar