Salah satu keterampilan
yang diharapkan dimiliki oleh siswa dari sekolah dasar ini adalah keterampilan
berbahasa yang baik, karena bahasa merupakan modal terpenting bagi mausia.
Dalam pengajaran bahasa Indonesia, ada empat keterampilan berbahasa yang harus
dimiliki olesh siswa, keterampilan ini, antara lain: mendengarkan, berbicara,
membaca, dan menulis. Keempat aspek ini saling terkait antara satu dengan yang
lainnya. Bagaimana seorang anak akan bisa menceritakan seauatu setelah ia
membaca ataupun setelah ia mendengarkan. Begitupun dengan menulis. Menulis
tidak lepas dari kemampuan menyimak, membaca dan berbicara anak, sehingga
keempat aspek ini harus senantiasa diperhatikan untuk meningkatkan kemampuan
siswa.
Pembelajaran bahasa
Indonesia, terutama di sekolah dasar tidak akan terlepas dari empat ketrampilan
berbahasa, yaitu menyimak, berbicara, membaca dan menulis. Kemampuan berbahasa
bagi manusia sangat diperlukan. Sebagai makhluk sosial, manusia berinteraksi,
berkomunikasi dengan manusia lain dengan menggunakan bahasa sebagai media, baik
berkomunikasi menggunakan bahasa lisan, juga berkomunikasi menggunakan bahasa
tulisan. Keterampilan berbahasa yang dilakukan manusia yang berupa menyimak,
berbicara, membaca dan menulis yang dimodali dengan kekayaan kosakata, yaitu
aktivitas intelektual, karya otak manusia yang berpendidikan. Kita mengetahui
kemampuan manusia berbahasa bukanlan instinct, tidak dibawa anak sejak lahir,
melainkan manusia dapat belajar bahasa sampai terampil berbahasa, mampu
berbahasa untuk kebutuhan berkomunikasi.
Kemampuan berbahasa
lisan meliputi kemampuan berbicara dan menyimak sedangkan kemampuan bahasa
tulisan meliputi kemampuan membaca dan menulis. Pada saat manusia berkomunikasi
secara lisan, maka ide-ide, pikiran, gagasan, dan perasan dituangkan dalam
bentuk kata dengan tujuan untuk dipahami oleh lawan bicaranya. Demikian pula
pada saat anak memasuki usia TK (taman kanak-kanak) mereka dapat berkomunikasi
dengan sesamanya dalam kalimat berita, kalimat tanya, kalimat majemuk, dan
berbagai bentuk kalimat lainnya. Pada usia ini, anak dianggap telah memiliki
kosakata yang cukup untuk mengungkapkan yang dipikirkan, dn dirasakannya.
Mereka lebih mengungkapkan dalam bentuk lisan dibandingkan tulisan. Pola bahasa
yang digunakannya masih merupakan tiruan bahasa orang dewasa.
Ketika anak memasuki
sekolah dasar, anak-anak akan terkondisikan untuk mempelajari bahasa tulis.
Pada masa ini, anak dituntut untuk berfikir lebih dalam lagi kemampuan
berbahasa anak pun mengalami perkembangan.
Menulis sebagai
ketrampilan seseorang (individu) mengomunikasikan pesan dalam sebuah tulisan.
Keterampilan ini berkaitan dengan kegiatan seseorang dalam memilih, memilah,
dan menyusun pesan untuk ditransaksikan melalui bahasa tulis. Menurut Cahyani
dan Hodijak (2007), pesan yang ditransaksikan itu dapat berupa wujud ide
(gagasan), kemampuan, keinginan, perasaan, atau informasi. Selanjutnya, pesan
tersebut dapat menjadi isi sebuah tulisan yang ditransaksikan kepada pembaca.
Melalui sebuah tulisan, pembaca dapat memahami pesan yang ditransaksikan serta
tujuan penulisan.
Anak-anak TK yang
berusia sekitar lima sampai enam tahun memiliki kemampuan dalam menghasilkan
cerita. Pada usia ini, sebaiknya kemampuan bercerita anak diasah agar mereka
dapat dengan leluasa mengungkapkan pikiran dan perasaannya terungkap dalam
bentuk cerita. Cerita yang diungkapkan masih kurang jelas karena plotnya yang
tidak runut. Pada umumnya, yang mereka hasilkan adalah cerita yang erat
kaitannya dengan kehidupan sehari-hari, misalnya lingkungan tempat mereka
tinggal.
Pada saat anak-anak
memasuki usia tujuh tahun, anak dapat membuat cerita yang lebih teratur. Mereka
dapat menyusun cerita dengan cara mengemukan masalah, rencana pemecahan
masalah, dan menyelesaikan masalah. Adapun pada saat anak-anak memasuki kelas
dua sekolah dasar diharapkan anak-anak dapat bercerita.
0 komentar:
Posting Komentar