Pendidikan agama secara umum adalah upaya untuk
menjadikan manusia mampu untuk mewujudkan tujuan penciptaanya. Manusia
diciptakan agar mereka mengetahui hakikat Tuhannya, mengesakan , memurnikan
ibadah kepada Tuhannya, dan mau menghambakan diri dengan menjalankan seluruh
perintah dan menjauhi semua larangannya. Dalam pendidikan agama Islam misalnya,
dijelaskan bahwa mata pelajaran pendidikan agama ini adalah agar siswa
memahami, menghayati, meyakini, dan mengamalkan ajaran Islam sehingga menjadi
manusia Muslim yang beriman, bertakwa kepada Allah SWT, dan berakhlak mulia.
Tujuan pendidikan agama Islam tersebut dicapai
melalui materi-materi yang dipadatkan ke dalam lima unsur pokok, yaitu:
Al-Qur’an, keimanan, akhlak, fikih, dan bimbingan ibadah, serta tarikh atau
sejarah yang lebih menekankan pada perkembangan ajaran agama, ilmu pengetahuan,
dan kebudayaan. Pemberian materi ini diharapkan dapat memberikan
kemampuan-kemampuan dasar yang harus dimiliki lulusan sekolah dasar, yaitu memiliki
landasan iman yang benar, yang diukur deengan indikator-indikator:;
- Siswa mampu melaksanakan atau menjalankan kehidupan beribadah
- Siswa mengenal kitab suci sesuai dengan umur anak
- Siswa mampu membiasakan adab sopan santun yang baik sesuai dengan ajaran agama
- Siswa memiliki pemahaman tentang kehidupan para nabi/rasul terutama masa kecil
- Siswa mengenal cara memaca kitab suci dalam bahasa asli dan memahami pengertian-pengertiannya dalam bagian tertentu.
Banyak metode yang dapat digunakan dalam pembelajaran
agama Islam, yang hamper tidak berbeda jauh dengan metode-metode yang dapat
digunakan dalam pembelajaran mata pelajaran lainnya. Namun yang lebih spesifik
dalam pembelajaran agama islam menurut Abdurrahman Saleh (1969), meliputi:
metode ceramah, tanya jawab, diskusi demonstrasi, soisodrama, dan pemberian
tugas.
Banyak atau beragamnya metode dalam pembelajaran
agama ini karena akan sangat tergantung pada kekhususan-kekhususan yang ada
pada masing-masing bahan/materi pelajaran, baik sifat maupu tujuan, maka
diperlukan metode-metode yang berlainan. Selain itu, perbedaan latar belakang
individual anak, baik latar belakang kehidupan, tingkat usianya maupun tingkat
kemampuan berfikirnya, perbedaan situasi dan kondisi di mana pendidikan
berlangsung, dan perbedaan pribadi dan kemampuan dari para pendidik
masing-masing juga dapat menjadi factor penyebab banyaknya metode yang
digunakan.
Metode dan teknik pembelajaran agama secara teoritis
tidak memiliki perbedaan yang mendasar dengan metode dan teknik pembelajaran
secara umum. Walaupun demikian, pembelajaran agama memiliki perbedaan atau
kekhasan dalam penggunaan metode dan teknik pembelajarannya karena ajaran agama
tidak hanya harus dipahami secara teoritis tetapi harus ditindaklanjuti dengan
pengamalan yang membutuhkan contoh baik dalam tata cara maupun suri tauladan.
Para pakar pendidikan berbeda pendapat dalam
menetapkan metode dan teknik pembelajaran, termasuk pembelajaran agama. Menurut
Sadali dkk. (1997), metode yang dapat digunakan dalam pembelajaran agama islam,
yaiut: metode diakronis, sinkronis-analitis, pemecahan masalah, empiris, dan
aneka sumber.
Guru sebagai ujung tombak dalam pembelajaran tidak
dapat dipilih begitu saja. Guru harus mempunyai kriteria-kriteria tertentu
sebagaimana yang diungkapkan oleh Zainu (1997), yaitu : pertama, harus cakap
dalam bidangnya (professional), kreatif dalam pengajarannya, senang dengan
pekerjaannya, cinta kepada peserta didiknya, mencurahkan segenap kemampuannya
untuk mengarahkan peserta didik dengan tarbiyah (pendidikan) yang baik, membekali
mereka dengan pengetahuan-pengetahuan yang bermanfaat, mengajarkan kepada
mereka akhlak-akhlak mulia dan berusaha keras menjauhkan mereka dari
kebiasaan-kebiasaan yang buruk.
Kedua, guru agama
harus menjadi qudwah (uswah atau suri teladan) yang baik bagi orang lain, baik
tutur kata,perbuatan, dan perilakunya. Ketiga, guru harus mengerjakan hal-hal
yang ia perintahkan kepada peserta didiknya, jangan sampai perkataanya tidak
sesuai dengan perbuatannya. Keempat, seorang guru mengaetahui bahwa pekerjaanya
merupakan penerus pekerjaan nabi yang diutus Allah untuk memberikan petunjuk
kepada manusia, mendidik, dan mengenalkan mereka kepada penciptanya.
0 komentar:
Posting Komentar